Nilai Kompetensi Pedagogik Pretest PPG Terhadap Kinerja Guru

Salah satu keahlian yang wajib dimiliki seorang guru adalah menguasai pengertian hingga implementasi kompetensi pedagogik pretest PPG. Hal itu tercantum dalam UU RI Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 8 tentang kompetensi yang akan dikuasai dengan PPG.

Berdasar pada rancangan Undang-Undang sebagaimana disebutkan di atas, kompetensi pedagogik pretest PPG adalah pemahaman guru terhadap siswa. Lebih jelasnya, kompetensi pedagogik merupakan rancangan perangkat ajar yang dibuat dan diterapkan guna menajamkan potensi dan profesionalismenya.

Struktur Kompetensi Pedagogik Pretest PPG

Berikut merupakan struktur yang menyusun kemampuan gramatikal yang wajib dimiliki guru dalam kompetensi pedagogik pretest PPG. Simak hingga selesai, ya.

1.  Pedagogik

Sebelum membahas 5 penyusun kemampuan pedagogik, ada baiknya memahami makna dari kata tersebut lebih dulu. Secara bahasa, pedagogik berasal dari kata pedagogi yang artinya ilmu pendidikan.

Kemudian, beralih ke adjektiva dan menjadi pedagogis/pedagogik, artinya bersifat mendidik. Di antara kemampuan dalam mendidik yang mesti dikuasai tenaga pendidik adalah komprehensif, konsepsi, implementasi, evaluasi, dan pengembangan potensi siswa.

2. Komprehensif atau Pemahaman Terhadap Peserta Didik

Kompetensi pedagogik pretest PPG pun diartikan sebagai kemampuan guru yang berkenaan dengan karakteristik siswanya. Hal itu ditinjau dari beberapa sudut, seperti moral, emosional, dan intelektual.

Seorang guru atau pendidik perlu memahami siswa dengan cara memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian. Selain itu, guru juga menggunakan kemampuan kognitif untuk mengajar dan mengidentifikasi bagaimana mendidik siswa.

Dengan kompetensi ini, guru memiliki arah seperti apa cara mengajar untuk satu siswa dengan siswa lainnya. Karena kadang kala, seorang siswa atau siswi perlu bentuk pengajaran yang berbeda, menyesuaikan kemampuan kognisi sebagaimana disebut di atas.

3. Konsepsi Kompetensi Pedagogik Pretest PPG

 Di kategori ini, guru melakukan perancangan atau konsep pembelajaran. Dalam aspek ini, guru harus betul-betul memahami landasan pendidikan untuk kepentingan pembelajaran.

Misalnya, menetapkan serta menerapkan teori dalam kegiatan ajar-mengajar, menentukan strategi kegiatan belajar, dan memahami dasar-dasar pendidikan. Tidak hanya itu, guru juga perlu menyusun seni mengajar yang pas untuk siswa dengan beragam karakteristik dan sifat.

Guru menyiapkan materi ajar, serta catatan level kompetensi yang bisa dimiliki siswa. Apabila dirasa masih kurang, guru bisa mengevaluasi kembali rancangan tersebut, selebihnya di poin berikutnya.

4. Implementasi Pembelajaran

Saat ini, kegiatan belajar jadi situasi yang mungkin bisa dianggap membosankan. Sebab, pembelajaran dalam jaringan (daring) yang kembali diterapkan sebagai pencegah virus di masa pandemi lebih menyebar.

Dari kondisi tersebut, guru dituntut untuk memberikan suasana belajar yang menyenangkan, tetapi tetap bisa mengendalikan kelas agar selalu kondusif. Terlebih, di era digital ini, guru dituntut lebih banyak mengetahui hal-hal guna dijadikan cara pendekatan paling tepat untuk siswa.

5. Evaluasi Sebagai Bagian Kompetensi Pedagogik Pretest PPG

Aspek ini mengacu pada poin sebelumnya, tepatnya mengenai konsep pembelajaran. Seorang guru perlu merancang dan mengevaluasi hasil belajar setelah penerapan beberapa bagian kompetensi pedagogik pretest PPG di atas.

Mengumpulkan data belajar anak didik, menilai, dan menemukan apa yang perlu diubah soal strategi pembelajaran. Guru menggunakan metode analisis evaluasi proses dan hasil belajar agar menemukan tingkat kemampuan siswa. Dengan begitu, hasil penilaian dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki program belajar.

6. Pengembangan Potensi Siswa

Bagian yang harus dimiliki, dirancang, dan diterapkan dalam kegiatan ajar-mengajar adalah pengembangan potensi siswa. Ketika guru melihat adanya skill akademik atau non-akademik, guru memberikan dorongan berupa motivasi dan fasilitas guna mengembangkan potensinya.

Dengan ini, anak didik akan merasa lebih nyaman dalam belajar, sebab tidak ada tuntutan harus bisa menguasai satu kompetensi. Anak akan lebih percaya diri dengan kemampuan yang dimilikinya, dan bisa lebih berkembang ke depannya dengan motivasi tersebut.

7. Aspek Penyusun Kompetensi Pedagogik Pretest PPG Menurut Mendiknas

Berdasar asumsi Mendiknas Tahun 2007, terdapat sembilan aspek yang menyusun kemampuan yang harus dikuasai seorang guru ini. Pertama, guru harus bisa mengidentifikasi karakteristik tiap-tiap siswanya.

Kedua, guru menyamaratakan kesempatan belajar pada siswa agar aktif di kelasnya, baik dalam kegiatan pembelajaran maupun sosialisasi atau berteman. Ketiga, guru memberikan motivasi agar siswa terus semangat belajar, tidak merasa tertinggal sehingga tidak putus semangatnya.

Keempat, guru memastikan tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Kelima, menyusun silabus, sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan.

Keenam, guru merancang rencana pembelajaran selaras dengan silabus untuk membahas materi ajar agar sampai pada siswa. Dengan demikian, kompetensi itu dapat dipahami sedikit demi sedikit oleh anak didik.

Ketujuh, guru mengelola kelas sebaik-baiknya dan mendominasi kegiatan belajar dengan siswa. Artinya, dalam kelas, guru tidak bisa sibuk sendiri dan melepaskan tanggung jawab utamanya sebagai pengawas perkembangan pendidikan siswa.

Kedelapan, guru mencari dan menemukan alat agar kegiatan belajar selalu menyenangkan dan siswa terdorong lebih giat belajar lagi. Terakhir, menganalisis hasil belajar dinilai dari semua aspek sebagaimana yang telah disebutkan.

Dengan semua aspek itu, tenaga pendidik diharap mampu mengetahui kemajuan siswa atau alasan keterlambatan pemahaman anak didik itu sendiri. Kemudian, guru kembali mengevaluasi rancangan untuk digunakan di pembelajaran berikutnya.

Pentingnya Mempelajari Kompetensi Pedagogik Pretest PPG Secara Matang

Dari ulasan di atas, dapat ditarik simpulan bahwa kompetensi pedagogik pretest PPG memengaruhi kinerja dan kualitas guru dalam mendidik. Apabila guru memahami nilai-nilai dari kemampuan mendidik ini, baik siswa, orang tua siswa, bahkan guru sendiri dapat melihat hasilnya.

Terdapat pernyataan yang menyimpulkan besarnya pengaruh guru terhadap karakteristik siswa. Rata-rata, didikan seorang guru lebih berpengaruh daripada nasihat orang tua, dan itu benar adanya.

Contohnya, orang tua meminta anaknya untuk mandi sebelum pergi sekolah, biasanya anak tidak terlalu menanggapi. Namun, ketika seorang guru meminta siswanya bangun lebih awal dan mandi setelahnya menggunakan metode nyanyian, nasihat itu lebih terserap.

Dengan demikian, kompetensi pedagogik menjadi aspek penting yang memiliki tempat untuk dinilai panitia Pendidikan Profesi Guru. Apabila guru memiliki kompetensi ini dengan baik, bukan tidak mungkin Anda menjadi salah satu yang tersertifikasi guru tahun ini.

Semoga aspek-aspek yang penting dipahami guru di atas dapat dijadikan dorongan agar lebih ditelaah dan dikuasainya.

Leave a Comment